Setiap orang yang bekerja terdapat ketentuan mengenai waktu kerja. Jika berlebihan, maka waktu tambahan tersebut merupakan waktu lembur. Untuk itu, menarik mengetahui cara menghitung lembur per jam. Setiap pengusaha diwajibkan melaksanakan ketentuan waktu kerja berdasarkan hari kerja. Jika pengusaha menetapkan 6 hari kerja, maka waktu kerjanya yakni 40 jam dalam satu minggu dan 7 jam per hari. Kemudian apabila pengusaha menentukan 5 hari kerja dalam satu minggu, maka waktu kerjanya adalah 8 jam per hari dan 40 jam per minggu. Ilustrasi, lembur Freepik Ketentuan Penghitungan Upah Lembur Cara menghitung lembur per jam ditetapkan dalam Pasal 77 dan 78 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan UU No. 13/2003 juncto Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang UU No. 6/2023. Aturan tersebut memuat waktu kerja dan waktu lembur. Upah kerja lembur merupakan salah satu dari 11 kebijakan pengupahan. Kebijakan pengupahan tersebut bertujuan untuk melindungi para pekerja atau buruh untuk memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pengusaha yang mengadakan jam kerja untuk lembur, wajib memperoleh persetujuan pekerja atau buruh yang bersangkutan. Masa lembur hanya dapat dilakukan maksimal 3 jam dalam satu hari dan 14 jam dalam satu minggu. Jika pengusaha melebihi ketentuan waktu kerja yang ideal, maka pengusaha wajib membayar gaji kerja lembur. Waktu kerja lembur tidak berlaku bagi sektor usaha atau ketentuan tertentu yang ditetapkan dan diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Kemudian jika pengusaha mempekerjakan pekerja atau buruh yang melakukan pekerjaan di hari libur resmi, maka pengusaha itu wajib membayar upah kerja lembur. Pasalnya, hari libur resmi merupakan hak libur bagi karyawan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penghitungan upah kerja lembur berdasarkan besaran upah bulanan. Untuk menghitung upah satu jam yakni 1/173 kali upah dalam sebulan. Terdapat ketentuan dalam cara menghitung lembur per jam berkaitan dengan besaran gaji. Jika dalam upah yang diterima per bulan itu termasuk upah pokok dan tunjangan tetap, maka dasar perhitungan upah kerja lembur adalah 100% dari upah keseluruhan. Jika komponen upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, dan jika upah pokok ditambah tunjangan tetap lebih kecil dari 75% keseluruhan upah, maka perhitungan upah kerja lembur sama dengan 75% dari keseluruhan upah. Kemudian, ketentuan cara menghitung lembur per jam berikutnya yakni apabila upah dalam satu bulan itu lebih sedikit daripada upah minimum yang berlaku, maka dasar perhitungan upah kerja lembur adalah upah minimum yang berlaku. Ketentuan upah minimum ini sesuai dengan domisili perusahaan. Ilustrasi, lembur Freepik Cara Menghitung Lembur per Jam Upah kerja lembur diatur secara lebih rinci dalam Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja. Berikut ini cara menghitung lembur per jam selengkapnya 1. Jika karyawan melaksanakan jam kerja lembur pertama, maka karyawan tersebut memperoleh 1,5 kali upah satu jam. 2. Jika karyawan melaksanakan jam kerja lembur untuk jam berikutnya, maka sebesar 2 kali upah satu jam. 3. Jika kerja lembur dilakukan di ahri istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi dalam jangka waktu 6 hari kerja dan 40 jam seminggu, maka ketentuannya yakni sebagai berikut a. Jika karyawan melakukan kerja lembur pada jam pertama hingga jam ketujuh, maka ia dibayar 2 kali upah satu Kemudian jika karyawan melakukan kerja lembur jam kedelapan, maka ia dibayar 3 kali upah satu Berikutnya, jika karyawan melakukan kerja lembur jam kesepuluh dan sebelas, maka ia dibayar 4 kali upah satu jam. 4. Jika hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, maka penghitungannya sebagai berikut a. Jika karyawan melakukan kerja lembur pada jam pertama hingga jam kelima, maka ia memperoleh 2 kali upah dalam satu Jika karyawan melakukan kerja lembur pada jam keenam, maka ia dibayar 3 kali upah dalam satu Jika karyawan melakukan kerja lembur pada jam ketujuh, maka ia dibayar 4 kali upah dalam satu jam. 5. Jika kerja lembur tersebut dilakukan di hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 hari kerja dan 40 jam satu minggu, maka ketentuannya yakni a. Jika karyawan bekerja lembur pada jam pertama hingga jam kedelapan, maka ia dibayar 2 kali upah dalam satu Jika karyawan melakukan kerja lembur pada jam kesembilan, maka ia dibayar 3 kali upah dalam satu Jika karyawan melakukan kerja lembur pada jam kesepuluh, kesebelas, dan kedua belas, maka ia dibayar 4 kali upah dalam satu jam. Demikian penjelasan mengenai cara menghitung lembur per jam berdasarkan besaran upah yang diterima karyawan. Selanjutnya dapat diketahui, upah waktu lembur merupakan hak karyawan yang ditetapkan dan wajib dipenuhi perusahaan dalam kondisi di atas.
TRIBUNPONTIANAKCO.ID - Berikut definisi hingga pengertian dari Gaji Bulanan yang diterima karyawan di Indonesia serta cara menghitung besarannya. Mengutip situs resmi BPS, sistem pembayaran untuk
Bagaimana cara menghitung gaji karyawan yang tepat untuk bisnis kecil dan menengah? Bagi Anda pemilik bisnis yang sedang berkembang, kemungkinan besar Anda memiliki tambahan beberapa karyawan. Semakin bertambah jumlah karyawan Anda, maka akan semakin rumit penghitungan gajinya. Agar penentuan gaji untuk pegawai Anda sesuai dan adil, mari simak cara menghitungnya berikut ini! Ketentuan Gaji Karyawan UMKM Penentuan gaji karyawan, termasuk untuk UMKM Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, sebenarnya sudah diatur oleh pemerintah, tepatnya dalam Peraturan Pemerintah PP Pengupahan Nomor 36 Tahun 2021 Pasal 36. Dalam PP, disebutkan bahwa besaran gaji karyawan adalah hasil kesepakatan pemberi kerja dan karyawan, tidak diperkenankan penentuan gaji oleh salah satu pihak saja. Selain itu, peraturan tersebut juga menjelaskan bahwa minimal gaji adalah setidaknya 50% rata-rata konsumsi masyarakat pada tingkat provinsi tempat karyawan bekerja. Baca juga Payroll adalah Sistem Penggajian Karyawan, Bagaimana Cara Kerjanya? Lalu, bagaimanakah cara menghitung gaji karyawan yang tepat untuk bisnis kecil dan menengah? Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini 1. Tentukan biaya alokasi tenaga kerja dari omset perusahaan Dari seluruh pendapatan yang diperoleh bisnis, Anda mungkin merasa bingung menentukan jumlah yang harus dialokasikan untuk gaji. Untuk memudahkan, Anda bisa menghitung dari pendapatan bruto terlebih dahulu. Selanjutnya, sisihkan sekian persen dari pendapatan tersebut. Biasanya, UMKM menyisihkan 15-30% pendapatan bruto untuk gaji karyawan. Jadi, katakanlah pendapatan bruto bisnis Anda per bulan adalah maka alokasi dana untuk gaji karyawan adalah – 2. Menyesuaikan waktu kerja karyawan Karyawan Anda pasti memiliki beban kerja dan waktu kerja yang berbeda-beda. Nah, untuk mengetahui penghitungan yang tepat bagi tiap karyawan, Anda bisa menyesuaikan dengan waktu kerja mereka. Berikut adalah rumus yang bisa Anda ikuti Perhitungan gaji sesuai jam kerja Perhitungan gaji sesuai jam kerja telah diatur dalam Keputusan Menakertrans KEP. 102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur. Disebutkan bahwa rumus menghitung gaji per jam kerja adalah 1/173 x Gaji Sebulan. Sebagai contoh, Nita bekerja di sebuah UMKM yang berjualan makanan. Dalam kesepakatan dengan pemilik bisnis, Nita akan digaji per jam. Gaji satu bulan di tempat tersebut adalah Selama bulan Januari lalu, Nita bekerja selama 20 hari dengan waktu kerja 8 jam per harinya. Berapakah gaji Nita pada bulan Januari tersebut? Gaji per jam = 1/173 x = Gaji Nita bulan Januari = x 20 x 8 = Perhitungan gaji sesuai hari kerja Jika Anda merasa perhitungan gaji per hari lebih sesuai untuk kondisi bisnis Anda, maka bisa mengikuti rumus Jumlah Hari Kerja Pegawai/Jumlah Hari Kerja Aktif 1 Bulan x Gaji Sebulan. Andi bekerja di sebuah UMKM. Di tempat tersebut, disepakati bahwa gaji utuh satu bulan adalah dan hari kerja aktif adalah sebanyak 25 hari. Pada bulan Januari, Andi bekerja penuh. Lalu, berapakah gaji Andi untuk bulan Januari? Gaji Andi = 25/25 x = Katakanlah Andi libur 2 hari, maka perhitungan gajinya akan menjadi Gaji Andi = 23/25 x = Baca juga 10 Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan Jenisnya 3. Beri rewards berdasarkan nilai pekerjaan serta kontribusinya Di samping gaji pokok, ada baiknya Anda juga memberikan rewards kepada karyawan. Pemberian tidak harus dilakukan rutin; bagaimanapun juga, perhitungan gaji karyawan harus tetap mengikuti pendapatan bruto Anda. Lalu, bagaimana cara menghitung gaji karyawan jika Anda ingin memberikan rewards? Pemberian rewards tentu saja harus melalui penilaian yang terukur. Misalnya, karyawan A dapat meningkatkan jumlah produksi barang hingga 100 items, maka ia berhak atas reward yang lebih besar dibanding karyawan B yang hanya memproduksi sesuai jumlah standar. Cara Menghitung Pajak Karyawan UMKM Setelah mengetahui cara menghitung gaji karyawan, Anda juga perlu memahami cara menghitung pajak karyawan. Penghitungan pajak karyawan mengikuti rumus PPh 21. Karyawan yang wajib membayar pajak PPh 21 adalah mereka dengan penghasilan mulai dari per tahunnya. Kembali pada contoh Andi. Berapakah besaran pajak yang harus dibayarkan Andi? Jika Andi bekerja satu bulan penuh selama setahun, maka total penghasilannya adalah Itu artinya, Andi tidak perlu membayar pajak karena penghasilan per tahunnya kurang dari Baca juga PPN adalah Pajak untuk Transaksi Jual-Beli, Berapa Tarifnya? Wajib bagi pemilik bisnis UMKM untuk memahami cara menghitung gaji karyawan yang tepat sesuai aturan. Dengan begitu, karyawan bisa mendapatkan haknya dengan layak. Bagi Anda yang memiliki banyak karyawan, waktu penggajian biasanya akan memakan waktu lama. Sebab, Anda harus mengirim uang ke banyak rekening. Nah, agar tidak perlu transfer dana untuk gaji satu per satu ke rekening tiap karyawan, Anda bisa gunakan fitur Payout dari Midtrans. Fitur ini memungkinkan Anda untuk bisa mengirim dana ke banyak rekening sekaligus tanpa perlu input manual yang memakan waktu. Untuk informasi mengenai fitur Payout dari Midtrans, klik di sini! Berikutini yakni informasi Gaji Karyawan Untuk Usaha Kecil yang anda cari. Baca selengkapnya informasi yang telah kami perbarui di bulan April tahun 2022 ini. Apa anda lagi mencari artikel atau info tentang Gaji Karyawan Ojk 2021 ? mari anda baca beberapa artikel mengenai Gaji Karyawan Ojk 2021 berikut ini yang kemungkinan sama dengan yang Gaji merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan karyawan. Ya, karyawan mendapatkan gaji setelah mereka bekerja sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak kerja. Pengusaha membayar gaji kepada karyawan secara berkala, biasanya setiap bulan sekali. Namun terkadang yang menjadi persoalan adalah bagaimana cara menghitung gaji karyawan usaha kecil? Mengingat usaha kecil, atau UMKM, mendapatkan laba yang belum begitu besar. Hingga saat ini, masih banyak yang bertanya-tanya mengenai mekanisme gaji pada skala usaha kecil. Bagaimana pengusaha bisa survive menjalankan usaha yang baru berkembang. Sementara mereka harus melakukan pengeluaran rutin berupa gaji karyawan. Bagaimana cara menentukan gaji karyawan? Nah, dalam kesempatan ini, kami akan mengulas tuntas perhitungan gaji karyawan pada usaha kecil. Cara Menghitung Gaji Karyawan Usaha Kecil Penentuan besaran gaji untuk karyawan sebenarnya sudah ada payung hukumnya, yaitu Undang-undang No. 11 Tahun 2020. Peraturan tersebut menetapkan gaji berdasarkan satuan waktu dan atau satuan hasil. Bukan lagi berdasarkan pada bulanan atau harian semata. Dengan kata lain, perhitungan gaji ada yang berdasarkan pada mekanisme per jam. Penetapan gaji per jam ini memang dikhususkan untuk buruh yang bekerja part time. Besaran upah tersebut berdasarkan antara pengusaha dengan pekerja. Namun sayangnya, tidak semua pengusaha menerapkan ketetapan pemerintah tersebut. Ada pengusaha yang memberikan gaji lebih rendah dari ketetapan. Hal ini bertujuan agar bisa menekan biaya produksi. Namun konsekuensinya, karyawan banyak yang keluar masuk karena rendahnya payroll yang mereka terima. Di sisi lainnya, ada perusahaan yang memberikan gaji lebih tinggi daripada peraturan pemerintah. Pengusaha berasumsi dengan memberikan besaran tersebut mempunyai harapan agar kinerja karyawannya meningkat dan lebih loyal. Namun dengan model penggajian seperti itu, tidak sedikit usaha kecil yang tumbang karena cash flow perusahaan yang tidak seimbang. Baca juga Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset. Bisnis Bertumbuh Kesalahan fatal dalam perhitungan gaji karyawan Cara menghitung gaji yang tidak tepat bisa berakibat fatal pada perusahaan. Selain kelebihan dan kekurangan memberikan gaji kepada karyawannya, ada beberapa kesalahan fatal dalam perhitungan gaji karyawan. Di antaranya adalah sebagai berikut Tidak Menerapkan Peraturan Tenaga Kerja Terkini Pemerintah sudah memberikan peraturan terkait dengan perhitungan upah ini. Bahkan setiap tahun, ada peraturan pemerintah terbaru yang berkaitan dengan perhitungan ini. Namun terkadang tidak semua perusahaan, termasuk usaha kecil, tidak menyesuaikan gaji mereka dengan peraturan terbaru. Akhirnya, pekerja ada yang protes hingga langsung mengundurkan diri. Beberapa yang lain mungkin akan mengalami penurunan kinerja mengingat tidak adanya kenaikan upah yang sesuai dengan harapan mereka. Untuk mengantisipasi dampak tersebut, penting adanya sosialisasi peraturan terbaru dengan pekerja. Kalaupun perusahaan belum bisa melakukan penyesuaian upah, ada win-win solution antara perusahaan dengan pekerja. Salah Mengoperasikan Aplikasi Penggajian Dalam perhitungan gaji karyawan, perusahaan biasanya menggunakan aplikasi penggajian, baik hanya sekedar spreadsheet excel maupun aplikasi berbasis komputer. Jika bagian keuangan belum memahami dengan baik penggunaan aplikasi tersebut, maka bisa berakibat fatal pada sistem penggajian karyawan. Gaji karyawan menjadi tidak sesuai dengan kinerja dan jam kerja. Tentu saja jika ini terjadi, perusahaan akan mendapatkan protes keras dari karyawannya yang berujung pada mogok masal. Tidak Mencatat Jam Kerja Lembur Untuk mengejar produksi, perusahaan sering mengharuskan karyawannya untuk mengambil jam lembur. Jika jam kerja normal mulai dari jam 8 pagi hingga 4 sore. Maka jam lembur ini setiap karyawan berbeda-beda durasinya. Ada yang mengambil lembur 3 jam per hari, ada yang hanya 2 jam. Bagian keuangan harus tahu secara pasti total lemburan karyawan setiap minggu atau bulannya. Jangan sampai ada jam lembur yang tidak terhitung karena ini akan berakibat fatal pada kinerja karyawan ke depannya. Untuk meminimalisir kesalahan fatal dalam perhitungan gaji karyawan tersebut, perusahaan harus memperkerjakan admin khusus. Admin tersebut akan mencatat semua kegiatan karyawan hingga masalah penggajiannya. Selain itu, untuk memudahkan kerja admin, pastikan pengusaha melengkapi dengan aplikasi penggajian yang mudah dalam penerapannya. Mengapa Perlu Menghitung Gaji Karyawan Ada beberapa alasan mengapa perusahaan perlu menghitung gaji karyawannya dengan tepat. Coba Anda bayangkan bagaimana jika perusahaan melakukan kesalahan perhitungan gaji kepada karyawannya. Mungkin jika hanya sekali atau dua kali, itu karena human error. Namun jika berkali-kali terjadi, maka itu akan berdampak fatal kepada perusahaan. Berikut adalah alasan mengapa perusahaan perlu menghitung upah karyawannya dengan tepat Menjaga keuangan perusahaan Salah satu pengeluaran terbesar dalam perusahaan adalah untuk menggaji karyawannya. Jika perusahaan salah melakukan perhitungan gaji ini, maka bisa berakibat buruk. Jika pengeluaran untuk gaji terlalu tinggi, maka bisa berdampak pada cash flow keuangan perusahaan secara menyeluruh. Tentu saja, dampak terburuknya adalah pengurangan karyawan hingga perusahaannya collapse. Sementara, jika perusahaan memberikan gaji yang rendah, maka tidak menutup kemungkinan adanya pengunduran diri karyawan. Ini bisa mempengaruhi produktivitas perusahaan dan berdampak buruk pada klien-klien perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya formula khusus terkait gaji karyawan ini agar semuanya bisa berjalan seiring bersama. Memberikan keadilan bagi karyawan Karyawan satu dengan yang lainnya mungkin berbeda besaran gajinya. Hal tersebut karena posisi jabatan yang berbeda, pengalaman atau jam kerjanya. Ada karyawan yang mengambil lembur, tentu total gajinya akan berbeda dengan karyawan yang tidak lembur. Begitu juga dengan libur atau cuti, tentu saja gajinya berbeda dengan karyawan yang masuk penuh. Itu belum pada tunjangan, bonus dan yang lainnya. Setiap karyawan mungkin besaran gajinya berbeda-beda. Maka dari itu, perusahaan perlu cara menghitung gaji karyawan yang tepat. Hal itu untuk menghadirkan keadilan antar karyawan. Kinerja karyawan yang rajin berdampak juga pada gaji yang akan mereka dapatkan dan sebaliknya. Bahan Laporan Keuangan Alasan lainnya mengapa harus melakukan perhitungan gaji karyawan secara tepat untuk mendukung bahan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini yang akan menjadi acuan utama untuk mengambil kebijakan perusahaan. Seperti Apakah akan menaikkan upah karyawan atau tidak Akankah perusahaan memberikan tunjangan karyawan atau tidak Termasuk pedomana bagi penambahan atau pengurangan karyawan. Menghitung Gaji Karyawan Usaha Kecil Cara menghitung gaji karyawan usaha kecil umumnya berdasarkan pada omset perusahaan. Pemerintah melalui PP No 36 Tahun 2021 juga telah memberikan peraturan terkait dengan upah minimal perusahaan, yakni berupa Upah minimum provinsi UMP atau Upah Mininum Kabupaten/Kota UMK. Namun khusus untuk usaha kecil, pemerintah memberikan pengecualian berupa keringanan terkait batas upah minimal. Pemerintah memberikan kelonggaran untuk usaha kecil memberikan upah minimal paling sedikit 50% dari rata-rata konsumsi masyarakat konsumsi. Misalnya jika rata-rata konsumsi provinsi Jawa Tengah di angka Rp maka upah minimum yang harus mereka bayar sedikitnya Rp Bagaimana cara menghitung gaji pokok karyawan untuk usaha kecil? Berapa persen ideal gaji karyawan dari keuntungan? Yang menjadi tolak ukur adalah omset perusahaan masing-masing. Besaran gajinya berbeda-beda antara usaha satu dengan yang lainnya. Hal ini karena omset setiap perusahaan pun juga bervariasi. Namun umumnya, omset UMKM itu antara 100 juta hingga 1 miliar rupiah per tahunnya. Para ahli berbeda pendapat antara persentase pengeluaran beban gaji. Ada yang 15%, 20% hingga 30% dari omset yang didapatkan. Namun banyak yang sepakat bahwa persentase gaji karyawan tidak lebih dari 30% dari total omset. Sebagai contoh, perusahaan Anda mempunyai omset Rp. per bulan dan menggunakan persentase 20%. Maka beban tenaga kerja yang harus Anda keluarkan Rp. per bulan. Biaya tenaga kerja tersebut yang bisa Anda alokasikan sesuai dengan kebutuhan karyawan yang Anda butuhkan. Misalnya usaha Anda bergerak dalam produksi roti dan Anda terlibat dalam usaha tersebut. itu berarti Anda juga berhak mendapatkan gaji dari alokasi beban tenaga kerja tersebut. Misalnya Anda ingin menggaji diri Anda sendiri sebesar Rp. per bulan. Masih ada sisa alokasi beban gaji sebesar Rp Jika Anda berniat menggaji karyawan Anda sebesar Rp. per bulan. Maka jumlah karyawan yang bisa Anda rekrut maksimal 4 orang. Apakah gaji karyawan usaha kecil terkena pajak penghasilan? Berdasarkan pada Peraturan Dirjen Pajak tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, ada klasifikasi penerima upah yang terkena pajak. Jika penerima upah menerima gaji bulanan lebih dari per bulan, karyawan tersebut berkewajiban membayar pajak penghasilan progresif. Sementara itu, jika penghasilan karyawan di bawah per bulan, maka tidak berkewajiban membayar pajak. Hal ini sesuai dengan pasal 21 peraturan Dirjen Pajak. Berdasarkan pada peraturan di atas, pelaku UMKM atau usaha kecil mendapatkan banyak keringanan. Baik itu dari batasan upah minimum yang tidak harus mengikuti standard Provinsi atau Kabupaten/Kota maupun pajak penghasilan. Omset bulanan UMKM yang di kisaran 50 juta hingga 100 juta juga memudahkan perhitungan gaji karyawannya. Hal tersebut karena besaran gaji karyawannya di bawah batas minimal terkenal pajak penghasilan, per bulan. Namun seiring berjalannya waktu, usaha yang Anda kelola semakin berkembang. Statusnya naik dari usaha kecil menjadi usaha menengah, bahkan usaha besar. Gaji karyawan per bulan pun juga melampaui batas minimal gaji terkena pajak. Maka perhitungan gaji akan mulai merepotkan. Belum lagi ada tambahan tunjangan lainnya yang membuat perhitungan harus tepat. Tentu saja untuk mengatasi hal ini, Anda perlu membentuk divisi baru yang bertugas mengurusi payroll karyawan termasuk jam kerja, tunjangan dan potongan gaji. Untuk memudahkan perhitungan gaji karyawan, maka Anda bisa menggunakan bantuan aplikasi penggajian yang banyak beredar. Aplikasi penggajian tersebut akan memudahkan Anda dalam menghitung gaji karyawan secara detail sekalipun dalam jumlah yang banyak. Anda juga bisa menggunakan spreadsheet untuk usaha kecil yang baru berkembang. Anda bisa mempelajari formula untuk melakukan perhitungan gaji dan keuangan secara umum. setelah berkembang dan perhitungan gaji semakin kompleks, maka bisa beralih ke aplikasi penggajian sesuai kebutuhan perusahaan Anda. Kesimpulan Cara menghitung gaji karyawan usaha kecil sebenarnya sederhana, yakni tidak lebih dari 30% total omset perusahaan. Namun perhitungan gaji itu akan menjadi rumit jika Anda karyawan yang lembur, tidak masuk maupun cuti. Maka Anda memerlukan perhitungan yang tepat agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap perusahaan Anda. Bukan hanya itu, memahami metode penggajian yang baik dan benar akan mengantarkan Anda pada kesuksesan membangun usaha dan sukses dalam jangka Panjang. MenghitungGaji Pro Rata Menghitung gaji pro rata dilakukan dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan upah per jam karyawan. Gaji Pro Rata = Jumlah Jam Kerja x Upah per Jam atau dapat dilakukan dengan perhitungan Jumlah Hari x Jam Kerja x 1/173 x Upah sebulan Contoh Menghitung Upah Gaji Karyawan Per jam Untuk Usaha Kecil Menengah Coba cara menentukan gaji karyawan untuk usaha kecil dalam ulasan ini, yuk! Ketika baru memulai usaha, kamu mungkin bingung untuk menentukan seberapa besar jumlah upah karyawan. Meski usaha kamu masih termasuk dalam skala kecil, tetapi memperhatikan upah yang layak untuk setiap tenaga kerja penting untuk dilakukan. Dengan tenaga kerja yang sejahtera, mereka pun akan senang bekerja dengan kamu. Hasilnya, tenaga kerja akan lebih termotivasi dalam melakukan tanggung jawabnya. Selain dilihat dari performa tenaga kerja, kamu juga harus memerhatikan kemampuan bisnis dalam memberikan upah karyawan. Baca Juga 6 Manfaat Manajemen Manpower bagi Perusahaan Cara Menentukan Gaji Karyawan untuk Usaha Kecil Foto uang rupiah. Sumber Cara menentukan gaji karyawan untuk usaha kecil tak boleh sembarangan. Jadi, kamu perlu melakukan berbagai pertimbangan. Jika dilihat dari segi hukum, ada peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah sebagai cara menentukan gaji karyawan untuk usaha kecil. Dalam PP Pengupahan No 36 Tahun 2021 Pasal 36 disebutkan bahwa, upah yang ditetapkan harus berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja. Adapun besaran upah yang ditetapkan bagi pekerja usaha kecil, yaitu Paling sedikit 50% dari rata-rata konsumsi masyarakat tingkat sedikit 25% di atas garis kemiskinan tingkat provinsi. Untuk mengetahui jumlah rata-rata konsumsi dan garis kemiskinan tersebut, dapat dilihat menggunakan data yang bersumber dari lembaga berwenang di bidang statistik. Jadi kesimpulannya, dalam cara menentukan gaji karyawan untuk usaha kecil tidak ada besaran upah yang spesifik. Kamu bisa menyesuaikan dengan kesepakatan yang telah dibuat sebagai pengusaha dengan pekerja. Direktur Pengupahan Kementerian Ketenagakerjaan Kemenaker juga mengungkapkan cara menentukan gaji karyawan untuk usaha kecil tidak terikat pada jumlah upah minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kembali lagi kepada kesepakatan yang telah dibuat oleh pengusaha dan pekerjanya. Selain itu, unit usaha mikro dan kecil yang mendapat pengecualian upah minimum, yakni jenis usaha yang masih mengandalkan sumber daya tradisional dan tidak bergerak di bidang teknologi. Baca Juga 15 Perusahaan dengan Gaji Terbesar di Indonesia, Penasaran? Jenis-Jenis Upah Karyawan Foto penjual tanaman. Sumber Setelah mengetahui cara menentukan gaji karyawan untuk usaha kecil, kamu juga perlu memahami jenis-jenis upah yang diberikan kepada tenaga kerja. Ini dia jenis-jenis upah yang diberikan untuk karyawan berdasarkan ilmu ekenomi yang perlu kamu ketahui Upah Menurut Waktu Jenis upah karyawan yang satu ini merupakan sistem penggajian berdasarkan waktu. Jadi, ditentukan berdasarkan seberapa lama karyawan telah bekerja pada suatu perusahaan. Dalam hal ini, kamu bisa memberikan upah secara harian, mingguan, atau bulanan. Tergantung pada kesepakatan yang telah dibuat dengan pekerja. Upah Menurut Kesatuan Hasil Upah menurut kesatuan hasil biasanya digunakan oleh perusahaan industri. Jadi, jumlah gaji yang diterima oleh karyawan ditentukan berdasarkan hasil yang mereka produksi. Oleh karena itu, semakin besar jumlah produksinya, akan semakin tinggi juga kisaran upah yang akan didapatkan. Namun, sistem upah jenis ini harus dilakukan secara hati-hati. Perusahaan harus mengontrol mutu seketat mungkin agar produk yang dihasilkan tetap berkualitas. Upah Borongan Jenis upah borongan maksudnya adalah perusahaan atau pengusaha memberikan gaji kepada karyawan pada awal pengerjaan hingga selesai. Jika ada pekerjaan tambahan, karyawan pun tidak memperoleh upah lebih karena sudah menerima gaji di awal. Dengan sistem upah seperti ini, perusahaan tidak menanggung risiko dari para pekerja. Untuk besaran upahnya akan ditentukan berdasarkan jumlah produksi dari setiap karyawan atau sekelompok karyawan. Upah Premi Upah premi merupakan jenis gaji di luar gaji pokok. Bisa juga disebut sebagai bonus karena karyawan melakukan pekerjaan di luar sistem yang ditetapkan. Misalnya, ketika karyawan bekerja di hari libur, melakukan pekerjaan berisiko tinggi, atau memiliki keterampilan khusus. Upah Berkala Upah berkala merupakan sistem penggajian karyawan yang ditentukan berdasarkan tingkat kemajuan atau kemunduran hasil penjualan. Ketika penjualan meningkat, maka karyawan akan mengalami kenaikan upah, begitu juga sebaliknya. Upah Indeks Jenis upah lainnya, yaitu upah indeks yang menggunakan indeks biaya hidup suatu wilayah. Jadi, besaran upah yang diberikan sesuai indeks diharapkan mampu memenuhi kebutuhan hidup pekerja. Upah Mitra Usaha Dalam upah mitra usaha berarti gaji yang diberikan oleh perusahaan kepada rekanan bisnisnya. Misalnya, dalam bentuk pembagian saham. Baca Juga Pentingnya Perencanaan Budget atau Anggaran untuk Bisnismu! Tips Menentukan Besaran Gaji Karyawan Foto uang kertas. Sumber Nah, untuk menentukan jumlah gaji karyawan yang tepat, sebagai pengusaha kamu harus memperhatikan hal-hal berikut 1. Lakukan Riset Upah Melansir laman Indeed, tips menentukan besaran upah karyawan adalah dengan melakukan riset gaji. Coba bandingkan gaji untuk peran serupa. Dengan meneliti gaji, kamu pun dapat memahami keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi mana yang harus diharapkan dari pekerja bagi perusahaan. Melakukan riset upah dari berbagai sumber juga dapat membantu kamu dalam memberikan gaji yang sesuai, yakni tidak terlalu tinggi ataupun rendah. 2. Sesuaikan dengan Kemampuan Setelah mengetahui kisaran gaji yang telah didapatkan dari riset, kamu juga perlu menyesuaikannya dengan kemampuan usaha atau perusahaanmu. Dikutip dari Business News Daily, setiap perusahaan perlu memperhatikan jumlah gaji yang akan dibayarkan secara realitis. Gaji yang ditetapkan memang harus berada dalam kisaran gaji rata-rata industri, tetapi seharusnya tidak membebani perusahaan lebih dari yang kamu mampu. Oleh sebab itu, nilai dahulu apakah perusahaan kamu mampu untuk membayar tenaga kerja dengan jumlah sekian. Jangan sampai, bisnis kamu terancam gulung tikar karena pengeluaran yang tak seimbang dengan pemasukan. Baca Juga Senang Menyendiri? Ini 7 Pekerjaan yang Cocok untuk Introvert dan Bergaji Tinggi 3. Berikan Bonus dan Tunjangan Lainnya Selain gaji pokok, kamu juga perlu mempertimbangkan bonus dan tunjangan lainnya bagi karyawan. Misalnya, jaminan ketenagakerjaan dan asuransi kesehatan, sehingga kesejahteraan karyawan terpenuhi. Kamu bisa menyediakan bonus dan tunjangan sesuai dengan kebutuhan karyawan serta kemampuan perusahaan. Jadi, keduanya sama-sama diuntungkan. 4. Lihat Performa Karyawan Dalam menentukan besaran upah, kamu juga bisa mempertimbangkan kualitas kerja dari karyawan tersebut. Apabila performa karyawan telah sesuai deskripsi pekerjaan atau bahkan melampaui ekspetasimu, bisa dipertimbangkan untuk mendapat gaji yang lebih besar. Selain itu, jika karyawan membutuhkan pelatihan untuk melakukan pekerjaannya, coba hitung juga berapa besar biayanya. Jangan sampai kamu terbebani dengan biaya tambahan di luar gaji. Jadi, pertimbangkan dengan cermat. Baca Juga Mudah, Ini 5 Cara Cek BPJS Kesehatan Perusahaan 5. Pertimbangkan Kenaikan Gaji Dunia selalu mengalami perubahan, tak terkecuali dalam hal ekonomi. Suatu negara bisa mengalami kenaikan maupun penurunan pendapatan. Oleh sebab itu, kamu sebagai pengusaha perlu bersikap fleksibel dan selalu bersiap untuk mengalokasikan gaji lebih besar dari waktu ke waktu. Bagi karyawan yang memiliki kinerja bagus dan loyalitas tinggi, kamu sebaiknya meningkatkan jumlah upah mereka karena sudah memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan. Dengan begitu, karyawan pun merasa dihargai atas kerja kerasnya. Hal ini juga dapat meningkatkan motivasi kerja mereka sehingga melakukan pekerjaan dengan lebih baik lagi. Itu dia cara menentukan gaji karyawan untuk usaha kecil yang bisa kamu terapkan beserta tips dalam memberikan upah tenaga kerja. 1 Menentukan gaji per bulan. Cara yang pertama adalah yang paling lazim dilakukan, yaitu memberikan gaji bulanan. Umumnya, pada bisnis UMKM komponen gaji karyawan memiliki alokasi sekitar 15% - 20% dari total omzet penjualan bulanan bisnis tersebut. Sedangkan untuk jumlah gaji, PP no.36 tahun 2021 menyatakan bahwa batas bawah gaji untuk Bagi Anda yang baru memulai sebuah usaha mungkin ada satu pertanyaan besar Bagaimana cara menentukan dan menghitung gaji bersih karyawan berdasarkan omset untuk usaha kecil namun tetap sesuai undang undang? Gaji karyawan dalam dunia usaha termasuk ke dalam labor cost atau biaya SDM yang persentasenya berasal dari omset. Memang ini bukan tugas seorang HRD sepenuhnya. Namun bagi Anda yang baru memulai usaha pasti akan dituntut untuk multitasking dan penting untuk mengetahui perhitungan ini. Lantas, bagaimana cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset? Simak artikel dari blog Mekari Talenta. Contoh Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset Untuk Usaha Kecil Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gaji karyawan termasuk ke dalam beban usaha yang dinamakan beban tenaga kerja atau SDM. Beban tenaga kerja ini merupakan persentase yang diperoleh dari omset atau pendapatan kotor dari usaha Anda. Pada perusahaan menengah atau besar, beban usaha bukan hanya bicara perhitungan gaji karyawan saja namun lebih kompleks yang meliputi biaya program retensi karyawan dan rekrutmen. Namun pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM, beban usaha biasanya hanya terdiri dari besaran gaji karyawan. Lantas, bagaimana cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset? Jawabannya adalah tergantung omset dan kebutuhan usaha Anda. Namun yang paling ideal menurut para ahli adalah 15% hingga 20% dari omset yang didapat. Selain menghitung persentase tenaga kerja, ada juga biaya ideal untuk tenaga kerja atau labor costdengan besaran tidak kurang dari 30%. Jadi, misalnya omset bisnis Anda sebesar per bulan maka apabila menggunakan persentase 15% maka beban tenaga kerja yang harus dikeluarkan adalah per bulan. Dari biaya tenaga kerja ini, Anda bisa mengalokasikan biaya tersebut sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang ada. Misal, Anda sebagai pemilik usaha roti bekerja juga secara operasional yang sekaligus menangani rekrutmen, payroll, keuangan, dan pemanggang roti. Maka Anda juga berhak mendapatkan upah dari alokasi biaya tenaga kerja tersebut. Contoh Cara Yang Tepat Menentukan Gaji / Menggaji Karyawan Untuk Usaha Kecil Sesuai Omset Dan Undang Undang Sebelum mulai menghitung gaji karyawan, ada baiknya Anda mengetahui beberapa point penting bagaimana menentukan gaji karyawan untuk usaha kecil sebagai berikut. Menghitung Gaji Sesuai Jumlah Hari Kerja Menghitung Gaji Sesuai Jam Kerja Karyawan Tetapkan Gaji Pokok Melihat Nilai Pekerjaannya Pertimbangkan Kontribusi Pekerjaan Terhadap Kelangsungan Bisnis Sesuaikan dengan Skala Upah seperti UMR dan UMK Selain itu, menggaji karyawan di usaha kecil bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama jika perusahaan baru memulai operasi dan masih memiliki keterbatasan dana. Namun, meskipun perusahaan kecil, masih penting untuk memastikan bahwa karyawan mendapatkan kompensasi yang pantas dan sesuai dengan kontribusinya. Pada bagian ini, blog Mekari Talenta akan membahas tentang cara menggaji karyawan usaha kecil yang manusiawi dan sesuai undang undang. Tentukan Standar Gaji yang Sesuai Langkah pertama dalam menggaji karyawan adalah menentukan standar gaji yang sesuai dengan industri dan daerah di mana perusahaan beroperasi. Ada berbagai sumber yang dapat digunakan untuk menentukan standar gaji, termasuk laporan gaji nasional, asosiasi industri, dan data kompensasi dari perusahaan sejenis. Evaluasi Kinerja Karyawan Evaluasi kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam menentukan gaji yang sesuai. Evaluasi ini dapat membantu menilai kontribusi karyawan dan kinerjanya dalam perusahaan. Evaluasi kinerja juga dapat membantu menentukan kenaikan gaji atau insentif yang pantas untuk karyawan. Pertimbangkan Faktor Tambahan Selain gaji dasar, perusahaan dapat memberikan insentif tambahan, seperti bonus, tunjangan, atau asuransi kesehatan. Faktor tambahan ini dapat meningkatkan motivasi karyawan dan membantu mempertahankan talenta di perusahaan. Pertimbangkan Fleksibilitas Perusahaan kecil mungkin tidak memiliki anggaran yang besar untuk gaji karyawan. Oleh karena itu, perusahaan dapat mempertimbangkan fleksibilitas dalam penggajian, seperti memberikan opsi bekerja paruh waktu atau pengaturan waktu yang fleksibel. Menggaji karyawan di usaha kecil bisa menjadi tantangan tersendiri, namun dengan mengikuti beberapa langkah di atas, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan mendapatkan kompensasi yang pantas dan sesuai dengan kontribusinya. Hal ini dapat membantu mempertahankan talenta di perusahaan dan meningkatkan produktivitas dan kinerja bisnis. Jangan Lupa Undang-Undang Ketenagakerjaan, Terkait Gaji Karyawan bagi UMKM dan Usaha Kecil Penting untuk memastikan bahwa perusahaan mengikuti undang-undang ketenagakerjaan dalam menggaji karyawan. Hal ini termasuk membayar gaji sesuai dengan standar upah minimum dan mematuhi ketentuan mengenai penggajian, termasuk perpajakan dan asuransi karyawan. Terkait Gaji karyawan UMKM sendiri sudah diatur oleh pemerintah lewat PP Pengupahan No. 36 Tahun 2021. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa pemerintah menginzinkan UMKM untuk memberikan upah karyawan lebih kecil dari UMP atau upah minimum provinsi. Maka dari itu, gaji karyawan usaha kecil bisa ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Tetapi, kesepakatan gaji antara karyawan dan pemilik usaha harus tetap mengikuti peraturan berikut Minimal 50% dari rata-rata tingkat konsumsi masyarakat di tingkat provinsi Minimal 25% di atas garis kemiskinan tingkat provinsi. Pengusaha yang terbesa dari ketentuan UMP perlu juga mempertimbangkan hal ini Mengandalkan sumber daya tradisional Tidak bergerak pada usaha dengan teknologi tinggi dan bermodal besar Cara Menentukan Gaji Karyawan dengan Menghitung Omset Untuk Usaha Kecil Sesuai Undang Undang Sebenarnya tidak ada aturan pasti bahwa perusahaan harus menghitung atau menetapkan gaji dengan cara menghitung omset perusahaan. Namun Pemerintah melalui PP Tahun 2021 tentang Pengupahan mengatur batas bawah berapa karyawan digaji untuk berbagai jenis perusahaan. Bagi skala usaha menengah dan besar, dalam menentukan gaji minimal, perusahaan wajib mengikuti aturan Upah Minimum Provinsi UMP atau Upah Minimum Kabupaten/Kota UMK. Di mana perhitungannya telah ditetapkan oleh Gubernur Provinsi dari masing-masing daerah dengan mengacu rata-rata pertumbuhan ekonomi dan konsumsi per kapita tiap provinsi atau kabupaten. Sedangkan, bagi skala Usaha Kecil dan Mikro UKM pemerintah memberikan keringanan batas bawah gaji yang bisa dibayarkan. Mengingat Usaha Kecil dan Mikro memiliki pendapatan yang lebih kecil yaitu hanya sebesar Rp 76 juta hingga Rp 1 miliar per tahun. Adapun untuk menentukan batas bawah gaji bagi pelaku usaha UKM adalah paling sedikit 50% dari rata-rata konsumsi masyarakat setingkat provinsi. Misal Anda memiliki usaha kecil di daerah Jakarta. Menurut Badan Pusat Statistik BPS, tingkat rata-rata konsumsi di Jakarta di tahun 2020 adalah Maka upah minimal yang harus dibayarkan adalah yaitu 50% dari Itu berarti jika Anda memiliki biaya tenaga kerja sebesar dan Anda berencana menggaji karyawan sebesar di atas gaji minimum bagi UMKM, maka jumlah karyawan yang bisa Anda rekrut adalah kurang dari 8 orang. Angka 8 tersebut diambil dari dibagi dengan alokasi gaji karyawan sebesar Nah, sebelum mulai pelajari cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset, cari tahu dulu apakah gaji karyawan Anda dikenai pajak penghasilan PPH 21. Apakah Gaji Karyawan Saya Dikenakan Pajak? Jika menurut Peraturan Dirjen Pajak tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Orang Pribadi ada beberapa klasifikasi orang yang dapat dikenakan Pajak Penghasilan. Apabila penghasilan karyawan Anda kurang dari per bulan maka tidak dikenakan pajak penghasilan Pasal 21. Namun apabila Anda menggaji karyawan secara harian lebih dari per hari, maka karyawan tersebut dikenakan Pajak Penghasilan dengan perhitungan pajaknya adalah 5% dari upah harian tersebut yang telah dikurangi Berbeda lagi jika Anda menggaji karyawan secara harian namun dibayar secara kumulatif dengan jumlah lebih dari dan kurang dari maka karyawan tersebut dikenakan pajak. Perhitungannya adalah 5% dari pengurangan antara upah harian dan PTKP sebenarnya PTKP – 360 hari. Terakhir, apabila Anda memiliki karyawan dengan kontrak penggajian yang wajar per bulannya dan lebih dari maka perhitungannya menggunakan perhitungan pajak penghasilan progresif. Jadi setelah tahu apakah gaji karyawan Anda dikenai pajak atau tidak, baru bisa melanjutkan ke cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset. Baca juga PTKP Terbaru Simulasi Perhitungan Tarif PTKP PPh 21 Contoh Perhitungan Gaji Karyawan dengan Pajak Untuk lebih memahami terkait perhitungan gaji pegawai dengan pajak, mari simak contoh berikut ini. Contoh 1 Anda mempekerjakan karyawan secara harian selama 5 hari dengan upah per hari sebagai penjaga booth sementara. Berapakah Pajak Penghasilan karyawan tersebut? Untuk mencari tahunya adalah menggunakan rumus 5% x upah harian – Berdasarkan rumus tersebut maka didapatkan perhitungan sebagai berikut 5% x – = Maka Pajak Penghasilan karyawan harian Anda sebesar Contoh 2 Anda mempekerjakan karyawan harian lepas untuk membantu membungkus roti dengan upah per hari dengan durasi kerja 20 hari. Apakah karyawan tersebut dikenakan pajak penghasilan? Tentu tidak. Hal tersebut karena upah hariannya tidak sampai dan per bulannya tidak sampai Contoh 3 Anda mempekerjakan karyawan harian lepas yang bekerja selama 20 hari dengan upah per harinya adalah dengan akumulasi penghasilan sebesar Dengan penghasilan lebih dari namun kurang dari per hari, karyawan Anda satu ini tetap dikenakan pajak dengan metode perhitungan menggunakan PTKP sebenarnya. Jika karyawan Anda belum menikah, maka didapat perhitungan sebagai berikut 5% x upah sehari x PTKP sebenarnyanilai PTKP/360 5% x x Karena karyawan Anda belum menikah 5% x = Itu berarti, Pajak Penghasilan karyawan Anda adalah sebesar dalam satu periode kerja yang dijanjikan dalam hal ini adalah 20 hari. Baca juga Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Tenaga Kerja di Indonesia! Kesimpulan, Cara Menghitung Gaji Karyawan Untuk Usaha Kecil Berdasarkan Omset Lebih Mudah Dengan Bantuan Aplikasi Mekari Talenta Cara hitung gaji karyawan berdasarkan omset sejatinya kembali kepada kebijakan Anda sebagai pengusaha dengan melihat aturan-aturan yang berlaku seperti PP Tahun 2021 dan mengikuti pedoman pemotongan pajak penghasilan. Selain itu, batas ideal dalam mengalokasi gaji karyawan adalah 15% hingga 20% atau kurang dari 30% dari total omset perusahaan. Perhitungan gaji memang menjadi persoalan sederhana apabila Anda baru memulai usaha. Namun, apabila usaha Anda mulai berkembang terutama dalam penambahan tenaga kerja, perhitungan gaji bisa saja sangat merepotkan. Sehingga penggunaan teknologi seperti software payroll menjadi salah satu bentuk investasi bisnis Anda dalam rangka mengoptimalkan bisnis Anda yang sedang berkembang. Dengan adanya software payroll, Anda bisa memperingkas pekerjaan perhitungan gaji yang dapat dilakukan secara otomatis dan aman tanpa takut khawatir adanya kesalahan. Saatnya beralih ke teknologi HRIS yang lebih baik dengan Talenta dan simak artikel-artikel lainnya dari Insight Talenta untuk informasi seputar HRIS dan payroll. Software Payroll Talenta memiliki beragam kelebihan yang dapat membantu Anda dalam mengelola payroll. Diintegrasikan dengan sistem absensi online, Anda dapat menghitung gaji karyawan secara otomatis dan membayarkan gaji karyawan dengan lebih cepat melalui absensi karyawan online berbasis android mobile app dan web. Selain itu, Talenta menyediakan template slip gaji yang lebih sederhana dan mudah digunakan. Jangan lupa untuk daftarkan perusahaan Anda jika ingin mencoba demo Talenta secara gratis dengan klik link di bawah ini. Saya Mau Bertanya ke Sales Mekari Talenta Sekarang